Senin, 15 Juli 2013

Kau Lebih dari Sekedar Teman, Kau Teman Hati Untukku


Hai Teman. 
Hemmm ehem aku inginnya lebih dari sekedar teman.Tapi apa daya, kondisi ini hanya memungkinkan aku untuk menyapamu sebagai teman. Everybody called it, friendzone.....
Tapi apakah kau tega membiarkanku selalu nyaman dengan keadaanmu yang selalu mengajariku bermacam materi sekolah, menuntunku pulang ke rumah ketika aku tak mampu, dan menyediakan hatimu dengan janji itulah tempat terindah yang akan aku singgahi hanya sekedar memanggilmu 'teman'.

Dan semua ini mengingatkan aku akan berawalnya semua kisah kita semenjak beberapa bulan yang lalu. Mungkin semua hal ini, semua kenangan ini dan bahkan semua kesakitan kita bermula dari diriku.

Aku yang memulai mengirimkanmu sebuah pesan singkat, namun kau balas pesan singkatku setiap harinya.
Apa aku yang membuatmu jatuh hati duluan karena pesan itu? Atau bahkan aku yang menganggap hal ini bukan apa-apa, tapi semakin lama semuanya serasa ada sejak kedatanganmu? Aku yang jatuh hati padamu.

Ini salahku. Aku sayang kamu. Tapi aku rasa, aku tak pantas untukmu. Aku juga tak ingin merusak kedekatan kita sebagai teman, iya teman. Teman Hati bagiku. 
Aku terlanjur nyaman selalu ada disisimu yang selalu mengingatkan aku untuk semangat menjalani hidup, membuang jauh-jauh penyakit hati bernama galau, melihat titik-titik hujan dibalik jendela sekolah setiap sorenya, menitipkan angan pada bintang-bintang disaat malam tak bermatahari bersamamu, pulang membawa senyum bahagia larut malam walau aku dimarahi mama dan menyisipkan chat tengah malam denganmu difile berjudul Conversation History. Berharap ketika aku merindukanmu, aku dapat melihat lagi kekonyolan cerita kita dahulu. Segalanya indah bersamamu. 
Ini semua berharga bagiku, namun bukan apa-apa bagimu. Aku masih tetap terlihat seorang 'TEMAN' untukmu dan untuk sahabat-sahabatmu.

Aku kemudian lelah menunggumu, lelah menjalani hari-hariku yang terlalu kontras penuh warna bersamamu. Keceriaan, kebahagiaan, senyuman, aku tak sanggup menerima semua darimu. Aku pun mengakhiri ini......

Membuka lembaran baru. Dengan orang yang aku sebut 'sayang', meskipun kamu lah yang sebenarnya aku sayang, teman. Aku pikir semua ini akan berjalan normal!! Kamu malah menjauhiku, kamu diam tak pernah bicara lagi seakan-akan kau bisu padaku, kau membiarkan ku terhujam rintik hujan diluar sana padahal kau lihat aku.

Aku peka. Aku pun tersadar.......aku bukan sekedar teman biasa untukmu. Aku teman hati untukmu. Kau juga, teman hati untukku. Namun kita sama sama tersakiti karena kebodohanku, aku pikir aku hanya seorang pemimpi yang bermimpi menjadi teman hatimu. And it was real, we had a connection but i broke it with my stupido ways. 

Berawal dariku dan berakhir karena ku, ini tragis. Aku mulai menyalahi diriku sendiri. Aku mulai tak bisa melihat indahnya dunia lagi tanpamu. Pelangi setelah hujan terlihat kelabu, malam penuh bintang terlihat hampa tanpa harapan. Karena harapanku telah pergi atas kebodohanku sendiri, yaitu kau.

Aku tau, aku mengerti semua gak akan terulang sama. Semua sudah tak bisa dikembalikan lagi.
Aku beryukur pernah mengenal dan dekat denganmu. Aku hanya ingin kamu tau, aku pun pernah menyayangimu. Sama seperti kau yang menyayangiku walau hanya dalam diam sebagai Teman Hati  
***
I just wanna say sorry to you. I'm really sorry, this was my biggest fault to you the person that i loved so much. You were a man that loved me in silence, you don't care what they say you just showed the best for me as possible as you can do :') I would never forget you