Rabu, 16 Maret 2011

The Darkness

"Papa yakin minggu depan libur?" tanya adikku, sambil membukakan pintu untuk papa. 

"Iya, dan kita sekeluarga akan kerumah nenek diFlorida alias Flores riwayat dahulu." jawab papaku sembari membuka sepatu kerjanya.

"Ish, kesana lagi. Disana tuh gak ada yang seru. Dua bulan yang lalu kan sudah kesana, kenapa harus kesana lagi." gumamku dalam hati sambil membolak-balikkan halaman majalah.

"Yaudah, siapkan barang-barang yang mau dibawa. Karena besok siang kita akan berangkat." tambah papaku.

"Hah? Besok? Gak salah nih?" protesku dengan wajah masam. Mana cuaca terik, panas, membuatku gak mood buat ngobrolin rencana liburan satu minggu kedepan. Hmmm.. pertanyaanku gak ada yang jawab. Whateverlah....

Begitu semuanya bubar, yah aku ikutan bubar aja, lah!


Keesokan harinya, semua sudah siap dengan barang bawaannya sendiri. Selagi menunggu papa selesai bersiap mumpung masih dirumah dan sinyalnya bagus aku update status dulu.
Lagi asik online, tiba-tiba bel berbunyi. Segera aku bukakan pintu.

"Oh, omi. Ternyata ikut juga." Sapaku. dia sepupuku yg setiap keluargaku pergi jalan-jalan dia bakalan ikut. Gak lama kemudian, papa muncul dengan wajah berseri-seri gitu.

"Ayo kita berangkat!! Udah siap semua kan?" dengan semangatnya papa berkata.

"Yaudah kita berangkat aja!" jawabku.

Sepanjang perjalanan, aku selalu update status facebook atau twitter. Terkadang hanya sekedar main game dari HP atau netbook. Mungkin karena terlalu lelah, aku tertidur.
***
        Aku melewati satu jalur perkampungan yang sepi, gelap dan berkabut. Sisi kanan jalan tertata pepohonan bambu yang membuat suasana mencekam. Terutama disaat angin berhembus, terdengar suara yang sedikit mengerikan akibat gesekan bambu-bambu tersebut. Disisi kiri jalan terdapat rumah-rumah penduduk yang jarak rumahnya lumayan jauh satu dengan yang lainnya. Tidak mengerti dengan apa yang aku lakukan, aku terus berjalan tanpa tujuan yang jelas. Kemudian terdengar samar-samar suara burung hantu yang membuat bulu kuduk merinding. Semakin jauh, jalan semakin gelap gulita. Kabut yang awalnya tipis kini tebal dan semakin menebal, hingga semuannya tidak terlihat lagi. Satu bintang dilangit pun tak dapat ku pandang,. Dalam kegelapan aku tertap berjalan, tanpa arah.
***
...to be continue...