Jumat, 23 September 2011

Kisah Putri Fiica #2

Mereka selesai menyanyikan lagu tersebut. Tetapi kemudian seorang prajurit mengantarkan pesan untuk Pangeran Ibra...

"Fiica, maaf aku tak bisa terlalu lama disini. Ada suatu urusan yang harus aku kerjakan." ucap Pangeran Ibra cemas, menunggu jawab Putri Fiica

"Tetapi aku masih ingin kau disini, bersamaku, bernyanyi bersamaku." Raut kecewa dan sedih tampak diwajah Putri Fiica " Akankah kau kembali disini, untukku suatu hari nanti, Ibra?" mata indah Putri Fiica mulai berkaca-kaca

"Aku akan berkunjung kembali, jika waktu mempersilahkan diriku disini menemanimu, Fiica" Pangeran Ibra berusaha membangkitkan semangat Putri Fiica

"Baiklah. Aku akan menunggu sampai kau kembali lagi. Sampai kapanpun" senyum Putri Fiica yang nampak polos

Dan sejenak kemudian, Pangeran Ibra membawa gitarnya, dan pergi meninggalkan Putri Fiica.

***

Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan sampai tiba waktu ulang tahunnya Putri Fiica yang ke-16 dirayakan. Pangeran Ibra tak kunjung kembali untuk menggemakan nyanyian bersama Putri Fiica. 
Putri Fiica selalu berharap Pangeran Ibra akan kembali. Namun Putri Fiica justru menerima kabar bahagia, tapi ini membuatnya sedih.

Semua kerajaan diundang untuk datang dalam pertunangan Pangeran Ibra dengan Putri Alsa bulan depan. Entah alasan apa, Putri Fiica kemudian berlari ke kamarnya, dan menangis sesenggukan. Hingga dua hari berlalu, Putri Fiica tidak bisa tidur dengan lelap. Matanya yang indah dan berkilau dahulu, kini mulai menghitam dan bengkak.

Sampai suatu hari, Putri Fiica meminta sebuah menara kepada para pengawalnya untuk dirinya sendiri. Dan setelah menara tersebut selesai dibangun dalam beberapa minggu, disanalah tempat Putri Fiica menyediri. Dirundung kesedihan atas kepergian seseorang yang sangat berarti dalam hatinya, walaupun pertemuan mereka hanya sekejap saja. 
Putri Fiica selalu berharap dan tak pernah berhenti berharap agar suatu hari nanti Pangeran Ibra akan mendampingi hidupnya...

0 comments:

Posting Komentar